Sei Rampah, 17 Februari 2025 – Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Mhd. Raihan, berhasil meraih Juara Kedua dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadits (MTQH) XXI Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2025. Raihan tampil gemilang di Cabang Hafalan 500 Hadis Tanpa Sanad Golongan Putra.
MTQH XXI digelar pada 13–17 Februari 2025 di Sei Rampah, Serdang Bedagai. Ratusan peserta dari berbagai kalangan turut ambil bagian dalam kegiatan tahunan ini. Selain sebagai kompetisi, MTQH juga menjadi wadah silaturahmi, penguatan ukhuwah Islamiyah, dan sarana untuk menghidupkan tradisi keilmuan Al-Qur’an serta Hadis di tengah masyarakat.
Raihan dikenal sebagai mahasiswa yang tekun dan disiplin dalam mendalami ilmu agama, khususnya Qur’an dan Hadis. Dengan persiapan matang dan latihan intensif, ia berhasil menghafal serta menyetorkan 500 hadis tanpa sanad. “Alhamdulillah, ini semua berkat doa orang tua, bimbingan para dosen, dan dukungan teman-teman. Semoga prestasi ini menjadi langkah awal untuk terus berkontribusi dalam syiar Islam,” ungkap Raihan setelah menerima penghargaan.
Capaian Raihan tidak hanya membanggakan pribadi, tetapi juga mengharumkan nama Program Studi Hukum Keluarga Islam UIN SU Medan. Program Studi akan terus mendorong mahasiswanya untuk berprestasi, baik di bidang akademik maupun kegiatan keagamaan dan sosial. Terkait prestasi tersebut, Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga Islam, Rizki Muhammad Haris, M.Ag, yang ditemui pada 18 Februari 2025, menyampaikan apresiasi dan harapannya. “Prestasi Raihan adalah bukti nyata bahwa mahasiswa HKI UINSU memiliki kualitas yang unggul, tidak hanya dalam bidang hukum Islam, tetapi juga dalam penguasaan ilmu keagamaan yang lebih luas. Kami berharap pencapaian ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berusaha, berprestasi, dan menjaga nilai-nilai Qur’ani di tengah masyarakat.”
Keberhasilan Raihan menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya mahasiswa UINSU, untuk terus menyeimbangkan pencapaian akademik dengan spiritualitas. Dengan dukungan kampus, jurusan, dan lingkungan yang kondusif, diharapkan lahir lebih banyak generasi Qur’ani yang berintegritas, berilmu, dan berkontribusi bagi masyarakat.